085712222146 Sewa dan Rental LCD Proyektor Jogja

Call us "085712222146" Annoer Barabai Group (ABG). Kami melayani Sewa LCD Proyektor untuk semua kalangan karena kami memberikan fasilitas untuk para peminjam dari golongan mahasiswa dan UMUM. Kenapa begitu? Kami sadar bagaimana mahasiswa menghabiskan waktunya untuk membuat sebuah kegiatan dengan dana sedikit bahkan tiada dana sekalipun, namun tetap diusahakan untuk tetap dan tetap mengadakan kegiatan yang bagus. maka sesuai motto dalam pelayanan kami “kami akan membantu mensukseskan acara anda”.

Rabu, 14 Oktober 2015

Malam Muhasabah di SMP-IT Lukman Hakim Internasional (LHI) Kota Gede Yogyakarta



Dalam nuansa keheningan malam, diantara lirihnya hembusan sang bayu dan kemilau cahaya bintang... adalah jiwa-jiwa kita, yang kembali meniti detak waktu, yang telah kita lalui... Sejenak kita menjernihkan hati, dalam kepasrahan pada Yang Maha Kuasa. Mari kita sama berdzikir kepada Allah Azzawajalla...
استغفر الله العظيم . اللذى لااله الا هو الحى القيوم و اتوب اليه
استغفر الله رب البرايا ...
Siswa-siswi SMP-IT LHI yang dirahmati Allah... pada malam ini, di tengah kesendirian, Ustadz ingin mengajak kalian semua berpikir jernih, sambil merenung kembali perjalanan kehidupan ini, mulai sejak kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, renungkan perjalanan kehidupan yang telah kita lalui, Ustadz yakin, kita akan menemukan jalan yang terbaik untuk mengenal diri sendiri dan menjadi pemuda dan pemudi sejati yang berlomba-lomba untuk meyebarkan kalimat tauhid (Lailahaillallah Muhammadarrasulullah)...
Wahai para siswa-siswi SMP-IT LHI yang Ustadz sayangi, di tengah malam yang gelap gulita ini, hanya bertemankan lilin yang menerangi, silahkan ambil posisi duduk yang paling nyaman menurut kalian 3x. Sebut nama kalian dengan lengkap, ingat bukan nama panggilan, sebutlah nama kalian dengan sekeras-kerasnya namun dalam hati (30 detik)... Perhatikanlah nama itu dengan baik, tataplah... Kelak nama ini akan tertulis pada batu nisanmu (kullu nafsin dzaikatul maut).
Kematian adalah nasehat terbaik dan guru kehidupan, sedikit saja kita lengah dari memikirkan kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan. Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir hidupnya, dan pilihan itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya, sebagaimana ia menjalani kehidupannya seperti itulah kemungkinan besar ia akan menghadapi kematiannya, karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan berarti kita sedang berjalan menuju kematian kita... Pernahkan kita mendengar berita tentang seorang pezina mati di kamar hotel di atas perut wanita nakalnya, seorang pecandu narkotika mati saat pesta narkobanya, dan para penjudi sekarat di atas meja judinya... begitu juga kita pernah mendengar seorang ahli ibadah meninggal di atas sajadahnya...
Mari kita bayangkan saat ajal telah tiba, tubuh kita terbujur kaku, tak ada satupun kata yang bisa terucap, kala itu kita hanya bisa diam, membisu, menanti saat pertanggungjawaban yang mengerikan, tubuh kita diusung oleh para kerabat, diusung ke suatu tempat, yaitu alam kubur, perlahan tubuh kita dimasukan keliang lahat, tubuh kita pun mulai ditimbun tanah, mereka yang mengiringi jenazah satu persatu mulai pergi, juga keluarga yang kita cintai, kini sendiri sunyi,,, sepi,,, hanya amal yang menemani dalam kesendirian ini. (Dzikir).
Setelah menyebut nama kalian, bayangkanlah wajah ibu kalian yang sudah menua, sebutlah juga nama ibu kalian dengan sekeras-kerasnya namun dalam hati (30 detik). Ibulah yang telah mengandungmu di dalam rahimnya, melahirkanmu, dan mengasuhmu hingga engkau dewasa.
Selanjutnya sebutlah juga nama ayah kalian dengan sekeras-kerasnya namun dalam hati (30 detik), ayahmu ialah seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, membanting tulang mencari sesuap nasi, untuk menghidupi keluarganya.
Lalu tunduklah kepala, dan pejamkan mata. Untuk sementara singkirkan segala permasalahan dari fikiran dan hatimu... Singkirkan segala beban yang ada dalam fikiran dan hatimu... Kosongkan fikiranmu... Yang ada dihati dan fikiran kita hanya Allah... Allah... Allah ‘Azza wa jalla... (Dzikir).
Wahai para pemuda-pemudi Islam... Rasakanlah ketenangan,,, rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi... Bayangkan seakan – akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurusss,,, lurussss sekali... Dan di ujung jalan itu ada sebuah rumah,,, di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah kursi, di atas kursi itu duduk seorang wanita, kita pandangi wajah wanita itu, ternyata dia adalah ibumu, ibumu yang tercinta. Dialah seorang wanita yang telah mengandungmu di dalam rahimnnya selama 9 bulan 10 hari. Dan ketika melahirkanmu ia berjuang antara hidup dan mati, menahan sakit, dan bersimbah darah ketika menghadirkanmu ke dunia. Pandangilah lagi wajah ibumu, yang kini telah nampak semakin tua.
Dengan perjuangan seorang ibu, kita dapat terlahir di dunia ini dengan taruhan hidup atau mati. Setelah kita dilahirkan dan setelah itu ibu juga yang merawat dan membesarkan dengan ikhlas dan penuh kasih sayang. Disaat kita menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang kita dengan penuh kasih sayang. Disaat kita berlatih berjalan, namun kita terjatuh dan menangis... Apa yang dilakukan ibu?? Ia mengendong dan menenangkan kita. Apakah kalian teringat saat kalian diajak oleh ibu kalian pergi ke suatu tempat, dan kalian menginginkan sesuatu. Kalian tak pernah perdulikan seberapa uang ibu kalian. Dan ibu pun, tak akan mengeluh, dan tak akan menceritakannya kepada kalian bahwa uangnya terbatas. Namun malahan ia tetap membelikan kalian, sesuai yang kalian minta. Disaat kalian melakukan kesalahan, dan membuat ibu marah kepada kalian. Itu bukan tanda ibu tak sayang, melainkan ibu sangat sayang kepada kalian. Ibu ingin yang terbaik untuk kalian. Ibu ingin kalian tak berada di jalan yang salah. Masihkah kalian ingat itu semua?? Sudahkah kalian berterima kasih kepada ibu kalian? Sudahkah kalian mohon ampun kepada ibu kalian? Sungguh,,, banyak sekali pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Tetapi mengapa seorang anak yang sudah tumbuh besar dan dewasa tidak mau berbakti kepada ibunya? Apakah mereka merasa dirinya itu tidak lagi membutuhkan seorang ibu yang telah membesarkannya dari kecil ? Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu tak akan pernah tergantikan oleh apa dan akan ada untuk anaknya selamanya meskipun anaknya tak berbakti kepadanya. Sungguh sangat besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya, maka dari itu kita jangan sampai melukai hati seorang ibu yang telah banyak berkorban untuk kita. Ustadz berharap, setelah nanti kalian pulang ke rumah, minta maaflah, berterima kasih dan peluk ibu kalian.
Di samping ibumu, duduk seorang laki – laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahandamu tercinta. Seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Dan sewaktu engkau masih kecil, dia juga sering mengendongmu, meninabobokanmu. Sehingga engkau sering tertidur di pundaknya yang bidang. Tetapi laki – laki itu kini sudah semakin tua, tinggal gurat – gurat diwajahnya yang keletihan, namun dia adalah seorang laki –laki yang bertanggung jawab dan berjasa kepada keluarganya.
Badan yang semula tegap, gagah , sekarang mulai membungkuk dimakan usia. Tangan yang semula kekar, kini sudah lemas. Tangan itulah yang selama ini berkerja keras untuk menghidupi kita, membiayai sekolah kita, hingga mengantarkan kita pada posisi saat ini. Lelah tubuhnya dalam mencari sesuap nasi bagi kita. Tak terhitung berapa tetes keringat yang telah ia keluarkan untuk kita. Tak terhitung energi yang yang telah ia keluarkan untuk kita, namun tak sekalipun ia mengharap balas budi dari kita. Lihatlah,,, tangannya yang dulu kokoh. Kini lemah di makan waktu. Jangankan untuk mengangkat beban berat. Untuk mengangkat tangannya sendiri saja gemetar. Namun tak pernah sekalipun dia mengeluh. Ditelannya sendiri kerapuhan badannya. Tertatih ketika berjalan, sesekali terjatuh kepayahan. Tapi dia tetap tegar, tabah... Disaat yang sama, kita tidur di kasur empuk. Nyaman merasakan sehatnya badan, tertawa riang... Ketuklah sanubarimu sendiri. Lihatlah ayah dan ibumu sekarang. Sangat mungkin besok, satu jam, satu menit, atau saat ini. Kita tak bisa menyapanya lagi... (Dzikir).
Para siswa sekalian yang dirahmati Allah... RENUNGKANLAH!!!!
Mungkin,,, saat ini kedua orang tua kita masih ada, masih sehat. Tapi perhatikanlah... Bayangkanlah,,, rambut mereka satu persatu makin memutih,,, kulit mereka makin berkerut,,, sinar wajahnya makin meredup... Masihkah kalian belum sadar?? Kata kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah malam untuk menangis karena kata kata kasar kita. Namun mengapa kita tak pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf??? Ingatlah,,, tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi kita saat nanti kita sukses bahkan setelah pulang dari kegiatan ini... Mungkin kemaren sebelum kita balik ke LHI, kita masih bisa menemui ibu dan ayah kita tersayang, masih bisa tertawa dan bercanda,,, meskipun mereka telah tua, keriput, beruban...
Sekarang kita bayangkan pada saat kita duduk disini... Ada salah satu keluarga kalian datang dan memberi kabar agar kalian bergegas segera pulang kerumah , setelah sampai di rumah, di depan pintu, tentu kita ingin bertemu dan melihat sesosok ibu dan ayah yang selalu menjaga kita, membiayai sekolah kita, yang rela membanting tulang untuk kita, bayangkan setelah kalian sampai dirumah kalian masuk kesebuah ruangan... Ruangan tempat orang tua itu beristirahat, namun setelah kalian masuk, terlihat sosok yang sedang berbaring, terbujur kaku... Ya... Itu sosok orang tua yang biasa kalian panggil Ibu dan Ayah. Ayah dan Ibu yang kalian sis-siakan... Mereka yang rela menghabiskan tenaganya untuk membiayai kalian, namun sering kalian lupakan, bahkan sesekali beliau menyuruh, kalian menolaknya... Kalian enggan membantu mereka,,, sekarang telah telah wafat menjadi mayat. (Dzikir).
Kita tidak bisa melihat senyumnya lagi, kita tak bisa mendengar suaranya lagi... Tiada canda tawa dari sesosok lelaki yg semasa hidupnya kalian sia-siakan. Kini masihkah kita ingin menyakiti hati mereka? Membuat mereka menangis karena tingkahlaku kita? Mungkin saat ini kita sedang bahagia, bergembira bersama teman-teman?? Tapi pernahkah kita berpikir, apakah orang tua kita juga disana bahagia?? Mungkin saat ini kita makan enak, dan tidur nyenyak,,, tapi tahukah kalian?? Mungkin disana beliau sedang menahan lapar di perut karena belum makan demi membiayai kalian sekolah.
Ayah... Ibu,,, nasihatmu memberi kekuatan untukku... Rangkulanmu menjadi penyangga kerapuhanku untuk menapaki hari-hari penuh liku... Semoga semua itu tak akan pernah layu...
Ayah... Ibu,,, dalam kelembutan cintamu kulihat semangat menggelora dalam dirimu, terkumpul seluruh daya dan pengorbanan, jalan menuju kesuksesanku... Terima kasih ayah... Terima kasih ibu... Engkaulah segalanya bagiku, tanpamu, aku bukanlah siapa-siapa. Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa...
Ayah... Ibu,,, ada dan tiada, dirimu kan selalu ada di dalam hatiku...
Ayah... Ibu,,, ku mohon ridhamu... Mohon do’amu ayah, mohon dukunganmu Ibu... Agar mudah jalan kami dalam meraih kesuksesan di dunia dan akhirat...
DO’A...
Mari lah sekarang kita bersama-sama bermunajat kepada Allah... Agar orang tua kita dalam lindungan, karunia dan kasih saying Allah...
Ya Allah,,, ampunilah dosa kedua orang tuaku... Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya telah menyayangi aku tiada henti,,, ya Allah bahagiakan keduanya di dunia dan akhirat... Allahummagfirlana ila akhir...
Yaa Allah... Di dunia ini kami hanya memerankan sekenariomu, tak tahu kapan engkau menulis putih diperjalanan gelap katak tahu kapan engkau menulis hitam diterangnya kehidupan kami... Kami mohon pada-Mu yaa Allah... Tengelamkan kami pada pusat dasar samudra ke-esaan-Mu, hingga kami tidak melihat dan mendengar, tidak menemukan dan merasa, tidak bergerak atau pun berdiam melainkan senantiasa didalam samudra tauhid-mu.
Yaa Allah... Kami mohon kepada-Mu, limpahi kami ampunan-Mu, nikmat karunia-Mu. Sadar ma’rifat kepada-Mu, cinta kepada-Mu dan menjadi kekasih-Mu yang sempurna, serta ridha kepada-Mu dan memperoleh ridha-Mu yang sempurna pula yaaa Allah.
Yaa Allah... Di malam hari ini, dingin semakin mencekam, kami renungkan dosa-dosa besar yang sudah kami lakukan. Ibu kami, ibu yang telah mengandung kami selama sembilan bulan, ibu yang telah memperjuangkan hidup dan matinya, hingga kami dapat hadir di dunia ini, ibu juga yang merawat kami penuh kelembutan dan kasih sayang, ayah yang telah mendidik kami, ayah yang rela bekerja banting tulang, iklas mengeluarkan keringat, agar kami menikmati hidup detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun.
Namun, belum ada yang bisa kami lakukan untuk membalas mereka, mereka hanya berharap kami menjadi anak yang sukses, anak yang berhasil dan berbakti pada orang tua. Tapi apa balasan kami, justru malah sebaliknya...
Jadi anak durhaka?! Sering!!! Seing sekali ya Allah...
Bohong pada mereka demi kepuasan... Sudah biasa kami lakukan.
Sering kami tutup telinga saat mereka menasehati, sering kami melawan ketika mereka marah karena kenakalan kami, sering juga kami hentak-hentakkan kaki atau bahkan membanting pintu bila mereka tidak mengabulkan permintaan kami.... Dan bahkan sering kami mengeluarkan kata-kata kasar, yang tidak pantas mereka dengar dari bibir kami. Dasar cerewet!! Kolot!! Kuno!!!
Apa mereka menyimpan perasaan dendam terhadap kami... Tidak!!! Tidak sama sekali... Mereka tetap tulus memaafkan khilaf kami, mereka tetap menyayangi kami disetiap hembusan nafas mereka, bahkan tetap menyebut nama kami disetiap do’a dan sujud mereka. Haruskah mereka mati terlebih dahulu hingga kami sadar betapa mereka sangat berharga dalam hidup kami. Bukankah selama ini deritaku pilu meraka, dan bahagiaku surga mereka...
Astaqfirullahal’adhim...
Kami baru menyadari, bila suatu saat mereka berkata kepada kami... Anakku yang kusayangi... Pada suatu saat dikala kamu menyadari bahwa aku sudah menjadi sangat tua, cobala berlaku sabar dan cobala mengerti aku.
Jika aku mendapat kesulitan dalam mengenakan pakaianku sendiri... Sabarlah!!! Kenanglah saat-saat dimana aku meluangkan waktuku untuk mengajarimu tentang segala hal yang kau perlu tahu, ketika kau kecil anakku!!!
Jika aku mengulang mengatakan hal yang sama berpuluh kali, jangan menghentikan aku!!! Dengarlah aku... Ketika kau kecil, kau selalu memintaku membacakanmu cerita yang sama berulang-ulang, dari malam yang satu kemalam yang lain hingga kau tertidur. Dan aku lakukan itu untukmu!!!
Aku mengajarimu banyak hal... Cara makan yang baik... Cara berpakaian yang baik... Berperilaku yang baik... Bagaimana menghadapi problem dalam kehidupan...
Jika terkadang menjadi pelupa dan aku tidak dapat mengerti dan mengikuti pembicaraan, beri aku waktu untuk mengingat, dan jika aku gagal melakukannya, jangan sombong dan memarahiku, karena yang terpenting bagiku adalah... Aku dapat bersama dan berbicara padamu...
Ketika kakiku tak lagi mampu menyangga tubuhku, untuk bergerak seperti sebelumnya... Bantulah aku dengan cara yang sama ketika aku merengkuhmu dalam tanganku, mengajarkanmu melakukan langkah-langkah pertamamu...
Dan kala suatu saat nanti, ketika aku katakan padamu bahwa aku tak lagi ingin hidup,,, ketika aku ingin mati,,, jangan marah,,, karena pada saatnya nanti kau juga akan mengerti!!!
Suatu hari kelak kau akan mengerti bahwa disamping semua kesalahan yang aku buat, aku selalu inggin apa yang terbaik bagimu dan bahwa aku siapkan dasar bagi kehidupanmu kelak. Kau tak usah merasa sedih, tidak beruntung atau gagal dihadapanku... Kau harus ada didekatku, mencoba mengerti aku... Bahwa hidupku adalah bagimu, bagi kesuksesanmu seperti apa yang kulakukan pada saat kau lahir.
Satu hal yang membuatku harus berterima kasih padamu, adalah senyum dan kecintaanmu kepadaku...
Astagfirullahal’adhim 3x...
Senyum dan cinta kami tak seindah kasih sayangnya...
Yaa Allah...
Berikanlah tempat yang mulia bagi kedua orang tua kami. Tempat yang agung bagi bapak dan ibu guru kami yang telah membimbing dan mendidik kami... Jangan biarkan kami menjadi manusia dhalim, berlarut-larut dalam keterlaluan yang bisa membuat kami hancur binasa.
Izin kami lari kembali mengabdi kepada-Mu yaaa allah... Ampuni dosa-dosa kami, permudah segala urusan kami, bukakanlah hati dan jalan kami, pereratlah persaudaraan dan persatuan diantara kami. Limpahkanlah barakah di dalam segala mahluk yang engkau ciptakan di dalam negeri ini...
AAMIIN YA RABBAL’ALAMIN...